Memiliki sumber energi bertipe "chargeable" tentu sangat menguntungkan, karena benda ini adalah penyimpan   energi yang dapat diandalkan untuk menyuplai kebutuhan energi kita seperti saat listrik mati atau melakukan kegiatan outdoor. Tetapi jangan lupa untuk mengondisikan sumber energi tersebut, entah berupa baterai atau accu, selalu dalam keadaan "ready to use". Pada beberapa tipe seperti baterai handphone atau camera biasanya sudah dilengkapi charger, tetapi untuk baterai kering atau accu tidak. Memang itu diperuntukkan untuk alat-alat yang charger sudah "built in" di dalam alat tersebut seperti "emergency lamp" atau bahkan motor dan mobil.
   Tetapi charger yang ada kadang tidak memberikan suplai energi yang tepat dan aman, "emergency lamp" misalnya, menggunakan "transformerless power supply" yang hanya menggunakan rangkaian 'apa adanya' untuk menurunkan tegangan AC 220 V, menyearahkannya, lalu menyuplai baterai kering 6V begitu saja. Tidak heran lampu-lampu emergensi begitu mudah menurun kemampuannya dan berakhir sebagai rongsokan. Hal ini karena "maintenance" baterai yang kurang tepat.
   Di artikel ini akan ditunjukkan bagaimana sebuah charger bekerja dan anda dapat memutuskan cara yang tepat dan bijak untuk mengisi ulang sumber energi anda.
   Berkurangnya energi suatu baterai / accu ditandai dengan menurunnya tegangan yang dapat diberikan olehnya. Baterai kering 6 V misalnya, saat 'habis' menunjukkan tegangan di bawah 6 V dan saat 'penuh' menunjukkan tegangan sekitar 6,45 V. Untuk mengisi ulang baterai tersebut kita memerlukan tegangan yang lebih tinggi daripada itu, misalnya 6,8 - 7,2 V , dengan demikian akan ada arus yang mengalir untuk meningkatkan jumlah muatan di dalam baterai tersebut.
   Penggunaan trafo untuk mengisi ulang adalah cara yang paling tepat, sebuah trafo dapat menyediakan beberapa level tegangan seperti 3V , 4.5V , 6V , 7.5V , 9V , 12 V , dan seterusnya. Hal ini menguntungkan dalam hal membuat sebuah charger multi-tegangan sehingga dapat men-charge berbagai macam baterai /accu dengan hanya menambahkan sebuah selektor tegangan.
  • Jadi apakah sebarang adaptor dapat digunakan ? Yup ! Tapi kan lebih oke bikin sendiri (lebih mantap gitu..). Tinggal menambahkan amperemeter "built up by ourselves"
  • Bagaimana dengan tegangan yang digunakan, sama dengan tegangan baterai atau lebih tinggi ? ini terserah anda ajah, mau pilih "fast" atau "slow" , dengan tegangan yang lebih tinggi tentu arus yang mengalir makin besar dan baterai makin cepat penuh. Efek negatifnya, arus besar dapat mengurangi umur suatu baterai karena bila elektrode-elektrode di dalamnya teraliri arus besar akan menaikkan suhu baterai bahkan elektrode-elektrode tersebut dapat melengkung , retak , dan hancur.     Sebenarnya pilih ajah tegangan yang sama, karena tegangan yang dihasilkan trafo sebenarnya masih merupakan tegangan AC. Saat tegangan tersebut disearahkan oleh diode dan di-filter oleh kapasitor maka tegangan yang kita peroleh sekitar 1,4 kali lebih besar. Jadi bila kita memilih tegangan 6 V kita akan memperoleh tegangan output 8,4 V dalam keadaan tanpa beban, saat digunakan tegangan ini akan turun menjadi 7 - 7,2 Volt, masih sangat cukup untuk men-charge baterai kering 6 V.
  • Bagaimana saat kita men-charge dan baterai menjadi panas ? Itu berarti arus charging yang terlalu besar, kalau cuman hangat (kurang lebih sama dengan suhu nafas kita) tidak masalah (masih tergolng normal). Tapi kalo "hot" banget baru masalah. Bukan cuman saat men-charge ajah, saat baterai digunakan pun, kalau arus yang dkeluarkan "over" juga akan timbul panas. Masalah ini biasanya terjadi pada handphone, saat di-charge daerah baterai terasa panas demikian juga saat dipakai menelpon. Solusinya ya pasrah ajah, uda bawaannya gitu... Atau carilah charger kompatibel yang banyak dijual dipasaran, biasanya charger-charger dengan harga miring ini didesain dengan rangkaian yang arus/tegangan output-nya lebih rendah daripada charger original, misalnya bila charger asli spesifikasinya 5,1 V 800 mA , maka charger kompatibelnya 5 V , 450 mA. Lebih aman, hanya lebih lama juga men-charge-nya. Yang paling oke menurut saya, ya kita harus punya baterai cadangan dan membeli charger kompatibel yag tipenya desktop atau sering disebut universal charger karena bisa men-charge sebarang baterai handphone dengan syarat baterai tersebut dilepaskan dari gadget-nya, makanya kita harus mempunyai dua baterai, jadi saat satu di-charge satunya bisa dipakai.
   Oke, mari kita buat :
Skema rangkaian untuk trafo CT maupun non-CT seperti ini :


~ Komponen yang diperlukan sebagai berikut :




    • Sebuah voltmeter (perlu dimodifikasi dulu) atau VU display (langsung pake)
    • Kapasitor 4700 uF 25 V
    • Trafo (sesuaikan kebutuhan)
    • Diode (4 biji untuk trafo non-CT , 2 biji untuk trafo CT)
    • Resistor 0,1 ohm 5 Watt
~ Langkah pertama, buat amperemeternya dulu :
  • Jika yang anda miliki adalah voltmeter, bukalah cover voltmeter seperti ini :


  • Potong kaki resistor dan diode lalu hubungkan seperi ini :

  • Voltmeter telah sama dengan sebuah VU display, selanjutnya beri resistor 0,1 ohm secara paralel seperti ini :


Rangkailah semua komponen sesuai skema di atas, selesai ....

Percobaan :
    • Saat accu telah terpakai (tidak full lagi pokoknya)

    • Beberapa saat setelah itu ....

    • Menurunnya arus yang nampak pada amperemeter menunjukkan pengisian berhasil dan accu akan segera terisi penuh bila jarum telah mendekati angka nol
Selamat mencoba .... !

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama