Secara sederhana, writer’s block adalah keadaan terhalangnya aliran ide yang dialami para penulis untuk menuangkan gagasan mereka melalui deret kata-kata. Dan kebanyakan blogger pernah mengalami hal ini. Baik newbie maupun yang para master. Penyebabnya banyak sekali. Mulai dari deadline yang kian dekat, tuntutan profesi, ketakutan menghasilkan tulisan murahan, kegelisahan melihat publikasi karya blogger tetangga, perubahan pola hidup dan hal-hal lain yang sifatnya personal.
Kalau tidak pintar mengelola emosi, writer’s block dapat menimbulkankan perasaan frustrasi dan depresi. Hal ini berwujud tindakan malas menulis, malas blogwalking, maunya tidur melulu, suka melamun dan biasanya akan berujung kepada menurunnya motivasi diri. Jika semangat telah berada pada titik kulminasi terendah, maka akan diperlukan energi dua kali lipat untuk mengembalikan ke kondisi semula. Itulah sebagian bahaya laten writer’s block.
Bagaimana cara mengatasinya? Diperlukan sedikit kreatifitas dalammenciptakan persepsi di otak masing-masing blogger. Oleh karena sifat khas yang dimiliki setiap individu, maka setiap orang memiliki trik sendiri-sendiri dalam hal ini. Namun, secara umum Anda dapat mencoba beberapa hal berikut:
1. Mengefektifkan jadwal menabung artikel.
Disiplin diri menjadi kata kunci utama dalam hal membuat jadwal menulis artikel. Sebagian kawan blogger saya kenal memiliki kebiasaan menabung artikel di awal minggu mereka. Beberapa bahkan sudah mendisiplinkan diri menyiapkan tabungan artikel untuk satu bulan ke depan.
Pada prakteknya, Anda dapat memanfaatkan kondisi rileks pikiran Anda pada saat tanggal muda. Kenapa tanggal muda? Ya iyalah, kan habis menerima gaji, bonus dan insentif. Hahaha. Kalau sudah terkumpul minimal 15 artikel, Anda bisa melakukan posting terjadwal dengan frekuensi terbit dua hari sekali. Kalau sudah punya cadangan artikel, dijamin aktifitas ngeblog makin terasa enteng di kepala.
2. Hindari angan-angan menulis artikel sempurna.
Saya sendiri merasakan betul susahnya menjadi orang perfeksionis. Setiap kali buka laptop selalu bermimpi menghasilkan tulisan yang sempurna ala karyamasterpiece para pematung Italy. Alih-alih menjadi sempurna, tulisan selesai saja belum tentu. Sehingga yang ada justru saya tersiksa oleh pikiran saya sendiri.
Untuk itulah akhirnya saya berusaha menuliskan apapun yang terlintas dalam otak. Tidak peduli ide itu terkesan murahan, kampungan dan nggak bermutu di mata saya pribadi. Karena pada akhirnya pembaca juga yang menilai tulisan saya, saya sering tak percaya kenyataan. Seringkali tulisan yang saya anggap bakal menjadi best reader malah terpuruk alias S E P I pengunjung, sebaliknya tulisan yang awalnya saya kira sekedar ecek-ecek berhadiah malah mendapat respons luar biasa dari pengunjung blog. Blogging memang penuh misteri.
3. Selipkan jokes segar bercita rasa pertemanan.
Bagaimanapun juga, pengunjung utama blog Anda tetaplah manusia. Mereka tetap membutuhkan sentuhan manusiawi yang membedakan tulisan Anda dengan hasil terjemahan Google Translator. Sedikit bercanda yang menyentil kawan akrab boleh juga dicoba, apalagi kalau topik yang Anda angkat masihup to date dan punya relevansi dengan perkembangan terkini dunia blogging.
Tapi hati-hati kalau ngajak bercanda karena setiap orang punya penilaian yang berbeda-beda tentang batasan keakraban. Biasanya sih kawan blogger yang pernah ketemuan offline sudah pasti memaklumi guyonan kita. You know I know gitulah. Asal jangan cari gara-gara sama blogger yang baru dikenal dan terkena hipertensi dini. Sekali senggol langsung bacok bang…! Gawat kan kalau gitu. Hahaha…
4. Memanfaatkan waktu libur setelah menyelesaikan pekerjaan offline.
Kenapa waktu libur dipakai untuk memelihara blog, kurang kerjaan banget tuh orang. Kan mending tiduran santai di rumah atau hang out bareng kawan-kawan satu geng. Mungkin pernyataan tersebut secara spontan terlontar dari benak Anda manakala baca kalimat nomor empat di atas.
Hmm, sebenarnya ini sebuah pilihan. Mau dipakai juga nggak apa-apa. Tapi kalau saya kembalikan kepada Anda dengan pertanyaan: seberapa sering Anda menulis artikel baru atau mengedit kalimat posting di arsip blog? Maka akan ketahuan manfaat melek berjam-jam pantengin monitor laptop Anda.
Seperti halnya saya, sebagian besar blogger adalah karyawan bisnis offline dengan hari kerja Senin sampai Sabtu, mungkin beberapa hanya sampai hari Jumat. Kalau 6 hari itu Anda tidak sempat menyentuh dashboard blog, lalu kapan lagi kalau buka hari ke-7 alias hari libur. Apa menunggu diadakan hari ke-8 dalam sistem penanggalan Masehi supaya Anda mau ambil tindakan?
5. Siapkan waktu untuk menulis sendirian atau jutsru berkelompok.
Pada umumnya, blogger adalah makhluk penyendiri dalam urusan menulis artikel. Baik jenis tulisan bebas maupun tutorial, aktifitas menulis murni berdasarkan olah kreasi otak masing-masing. Kalaupun perlu bantuan referensi, itu bisa dicari hanya dengan mengetik kata kunci dan tekan tombol enter. Untuk itu, sediakan waktu efektif untuk sendirian.
Namun, tidak menutup kemungkinan Anda lebih suka menulis rame-rame dengan kawan-kawan blogger lain seperti halnya anak sekolah yang sedang belajar kelompok. Nggak masalah. Mau sendirian ataupun jama’ah yang penting Anda bisa mengatasi kebekuan ide dan berhasil menuliskannya ke dalam bentuk artikel blog.
Oke, itu dulu yang saya bagi kali ini. Lebih baik sedikit tapi masuk otak, daripada banyak malah meluber kemana-mana. Hahaha. Don’t go anywhere, besok-besok akan saya lanjut lagi dengan pembahasan yang lebih maknyus.
Ngomong-ngomong, Anda pernah mengalami hal ini kan?
Posting Komentar