Beberapa tahun terakhir ini, kita bisa menemukan sejumlah lomba atau kontes yang diselenggarakan khusus untuk para entrepreneur yang telah memiliki startup.Mereka biasanya berkompetisi satu sama lain untuk mendapatkan hadiah uang atau modal berupa dana segar untuk menggerakkan roda usaha mereka.Lalu apakah yang lebih penting, kesempatan untuk memperluas jejaring bisnis atau menjadi jawara dan mengantongi uang hadiah?Tidak ada jawaban yang pasti untuk itu.Namun, jika kita mau mencermati dalam kacamata keuntungan jangka panjang, sebuah startup atau usaha baru bisa saja lebih membutuhkan publikasi dan jejaring bisnis yang lebih luas daripada imbalan uang.Kemenangan yang diraih oleh sebuah startup dalam kontes semacam itu sering kali dianggap sebagai sebuah bagian kemenangan besar, tetapi bukan berarti sukses menjadi mutlak milik mereka di kemudian hari.Tidak ada kepastian yang bisa diberikan oleh sebuah kontes dan termasuk dewan juri yang terlibat di dalamnya, tak peduli seberapa berpengalamannya mereka, untuk menjamin startup pemenang akan sukses besar setelah itu.Pandangan serupa dikemukakan oleh entrepreneur Douglas Gan, sebagaimana dilansir dari laman zdnet.com, (10/9).Ia mengakui bahwa dua startupnya tak pernah ikut serta dalam kontes startup demi mendapatkan pendanaan yang lebih besar.“Saya tidak mau membuang waktu menyiapkan diri untuk kontes.Saya hanya ingin fokus pada bisnis saja,” ujar CEO dan salah satu pendiri situs Vanity Trove.Ia sebelumnya juga mendirikan layanan berbasis lokasi yang bernama “Show Nearby”.Gan menjelaskan bahwa tekanan untuk menunjukkan yang terbaik dalam kontes kadang membuat startup terlalu banyak menjanjikan apa yang mereka bisa lakukan dan bisa jual, yang akhirnya akan menjadi bumerang di masa datang.Masalah ini akan mempengaruhi juri yang juga investor karena mereka harus memutuskan siapa yang menjadi pemenang untuk mendapatkan pendanaan, tak peduli berapa banyak atau sedikit yang mereka ketahui mengenai startup yang berdasarkan pada apa yang dipresentasikan pada event tersebut.Business plan dan pendanaan harus selalu disusun dengan baik dan strategis, kata Gan.Namun, saat kontes, kombinasi atmosfer yang penuh dengan ekspektasi dan andrenalin yang berpacu di antara para entrepreneur dan investor yang tak selalu secara akurat mencerminkan realitas pasar.Itulah mengapa kelemahan terbesar dalam lomba seperti ini ialah bahwa business plan yang dimenangkan tak berarti business plan yang juga akan menang di pasar nantinya, ujar Eric Tachibana seorang pengajar di National University of Singapore (NUS) Business School.Kompetisi merupakan platform yang esensial bagi investor untuk menemukan tim-tim yang terlihat menjanjikan bagi mereka dan memiliki kesamaan dalam startegi investasi mereka, demikian opini Jeffrey paine yang menjadi mitra pendiri Golden Gate Ventures dan direktur akselerator startup, Founder Institute Singapore.Apa yang menjadi indikator keberhasilan startup ialah produk yang sesuai dengan harapan pasar, bukan kemenangan atas imbalan uang.“Hadiah uang mungkin lebih bagus untuk tujuan publisitas.Saya lebih menyarankan startup untuk fokus lebih banyak pada pengerjaan produk dan pelayanan konsumen.Startup disarankan ikut serta dalam kontes hanya jika partisipasi itu membawa, “Lebih banyak publisitas agar para investor lebih mengenal Anda, jika tidak itu hanya membuang waktu saja,” kata Paine.Apakah itu tentang pendanaan, investor, masukan dan sebagainya, seorang entrepreneur perlu mempertimbangkan dengan cermat pengorbanan dan tujuan mengikuti program sejenis dan lebih selektif dalam memilih, nasihat Paine pada entrepreneur lainnya.Mungkin sudah saatnya untuk memperbaiki pemikiran bahwa kemenangan dalam kontes sebaiknya tidak menjadi sebuah tujuan akhir tetapi justru menjadi batu pijakan ke tahap perkembangan selanjutnya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama